Sistem Pengolahan Sampah Dengan Maggot (Black Soldier Fly) di Perkotaan

Pengelolaan sampah dengan teknologi maggot atau BSF (Black Soldier Fly) memang membutuhkan penanganan yang cermat dimulai dari kondisi lingkungan sekitar seperti kelembapan, intensitas cahaya matahari dan level kebisingan. Selain itu juga perlu dilakukan proses lebih lanjut terhadap sampah organik yang akan diolah seperti pencacahan dan penggilingan sampah. Hal ini dikarenakan pada fase tertentu maggot hanya dapat mencerna makanan yang lunak dan minim serat. 

Pada teknologi ini juga perlu adanya infrastruktur yang berupa sebuah ruangan agar lalat hitam dapat kawin dan bertelur. Setelah bertelur lalat hitam kemudian mati. Telur - telur tersebut kemudian ditetaskan dalam kondisi kelembapan tertentu pada sebuah media khusus. Oleh karena itu pada implementasinya pengolahan sampah dengan teknologi BSF atau maggot tidak mudah dilakukan. 

Penulis berpendapat bahwa akan lebih efektif apabila pembiakan maggot dipisahkan dari pengolahan sampahnya. Selain menghemat lahan yang dibutuhkan juga menghindari polusi bau dari tumpukan sampah organik. Sebagai contoh dalam satu kelurahan terdapat dua puluh RW dan pembiakan maggot berpusat di salah satu RW yang memiliki ketersediaan lahan. Sehingga setiap hari pengolahan sampah dilakukan di RW masing - masing dengan supply maggot dari satu tempat. Dalam jangka waktu tertentu magot yang sudah menjadi prepupa (fase menghitam dan mengeras) dijemput kembali ke pusat pembiakan. Magot prepupa tersebut kemudian dibagi untuk sebagian dikembangbiakan dan sebagian diolah lebih lanjut untuk dijual. (GG)

 

Komentar