Potensi Penggunaan Teknologi Pengolahan Sampah Organik
Di Indonesia sampah organik yang berupa sisa makanan merupakan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan dalam timbulan sampah kota yaitu sekitar 40-50%. Hal ini merupakan potensi yang besar untuk mengelola teknologi pengolahan sampah organik yang dapat menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan kembali. Sebagai contoh adalah teknologi komposting yang dapat menghasilkan kompos atau tanah yang bernutrisi untuk pertanian. Selain itu ada teknologi biodigester yang dapat menghasilkan pupuk cair dan gas. Baru - baru ini terdapat teknologi lain yaitu penggunaan black soldier fly (BSF) atau lalat hitam yang menggunakan maggot atau belatung untuk memakan sampah organik. Populasi BSF yang berlebih dapat digunakan untuk pakan peternakan atau perikanan.
Teknologi - teknologi diatas adalah murni menggunakan sampah organik sebagai bahan material utamanya. Namun ada juga teknologi - teknologi lain yang dapat mengolah sampah organik dan anorganik secara bersamaan. Contohnya adalah teknologi insinerator atau dengan pembakaran yang outputnya adalah energi listrik namun hingga saat ini teknologi ini masih diperdebatkan oleh para aktivis lingkungan dikarenakan oleh potensi pencemaran udara dari material fly ash dan dioxin. Sejatinya teknologi insinerasi ini telah banyak digunakan di negara - negara maju di benua Eropa dan Asia. Teknologi lainnya yang dapat dikatakan lebih baik yaitu gasifikasi yang dapat mengkonversi sampah dengan gas oksigen dimana hasilnya adalah gas sintesis. Gas sintesis ini kemudian dapat dirubah menjadi Hidrogen dan Karbondioksida yang banyak dibutuhkan oleh dunia industri. Sehingga tidak ada residu lainnya seperti fly ash dan bottom ash yang berbahaya bagi manusia.
Perpaduan antara teknologi - teknologi diatas sangat cocok diterapkan di Indonesia. Implementasi penggunaan teknologi diatas harus berdasarkan atas ketersediaan lahan, kontinuitas timbulan sampah, akses transportasi, faktor sosial budaya dan permintaan pasar akan material tertentu. Diharapkan dengan adanya pengukuran akan faktor - faktor diatas dapat membantu investor dan pemerintah untuk menerapkan teknologi yang tepat di tempat yang tepat. (GG)
Komentar
Posting Komentar