Pengolahan Sampah Dengan Metoda Peyeumisasi
Peyeumisasi adalah metoda pengolahan sampah dengan menggunakan cairan bioactivator organik yang kemudian ditutup dalam kondisi anaerob atau tanpa udara. Proses ini mirip dengan pembuatan makanan peyeum khas sunda sehingga disebut dengan peyeumisasi. Melalui metoda ini kadar air dalam sampah dapat dikurangi sehingga meningkatkan nilai kalori. Bentuk dari output yang dihasilkan dari metoda ini adalah seperti pellet atau briket. Briket yang dihasilkan dari metoda ini dapat berfungsi sebagai alternatif batubara. Sementara output yang berupa pellet dapat dijual ke pembangkit listrik milik PLN.
Fasilitas - fasilitas dalam pengimplementasian metoda ini yaitu lahan, sumber daya manusia, bak bambu, pencacah sampah, hammer mills, pencetak pellet dan kompor. Berdasarkan literatur yang dibuat oleh Dr. Ir. Supriadi Legino, MM., MBA., MA. dalam webinar tata kelola persampahan di Indonesia, dikatakan bahwa luas lahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 3 ton/hari briket/pellet dari metoda ini dibutuhkan lahan seluas 80 m2. Jadi kebutuhan lahan untuk kegiatan ini relatif cukup kecil. Adapun biaya investasi dengan jumlah output yang sama yaitu sekitar 350 Juta.
Walaupun sampah organik dan anorganik bisa tercampur dan diolah dengan metoda ini. Tetap pada pelaksanaannya ada batasan - batasan jenis sampah yang dapat diolah. Adapun sampah yang tidak dapat diolah dengan metoda ini adalah plastik PVC, logam, gelas dan material berbahaya. Oleh karena itu sangat direkomendasikan adanya fasilitas tempat pemilahan di lokasi peyeumisasi sehingga sampah - sampah yang tidak diperlukan dapat diolah dengan teknologi lain atau dijual kepada industri yang membutuhkan. (GG)
Komentar
Posting Komentar